Ponorogo – Mungkin
diantara kita sudah sering mendengar kata warok, sosok yang gagah dengan
menggunakan atribut hitam. menuurut berita yang tersebar Warok adalah
salah satu penari dalam seni reog. Kadang ia diterjemahkan sebagai sosok
yang dikenal sebagai seseorang yang “menguasai ilmu” (ngelmu) dalam
pengertian Kejawen.
Warok juga sering berperan sebagai
pemimpin lokal informal dengan banyak pengikut. Dalam pentas, sosok
warok lebih terlihat sebagai pengawal/punggawa raja Klana Sewandana
(warok muda) atau sesepuh dan
guru (warok tua). Dalam pentas, sosok warok muda digambarkan tengah berlatih mengolah ilmu kanuragan, digambarkan berbadan gempal dengan bulu dada, kumis dan jambang lebat serta mata yang tajam. Sementara warok tua digambarkan sebagai pelatih atau pengawas warok muda yang digambarkan berbadan kurus, berjanggut putih panjang, dan berjalan dengan bantuan tongkat.
Pada awalnya warok digambarkan sebagai sosok pengolah kanuragan yang demi pencapaiannya ilmunya, tidak berhubungan dengan wanita, melainkan dengan bocah lelaki berumur 8-15 tahun yang acapkali disebut gemblakan. Seringkali para warok juga mengonsumsi minuman keras. Namun saat ini warok telah mengalami perubahan paradigma. (wikipedia)
guru (warok tua). Dalam pentas, sosok warok muda digambarkan tengah berlatih mengolah ilmu kanuragan, digambarkan berbadan gempal dengan bulu dada, kumis dan jambang lebat serta mata yang tajam. Sementara warok tua digambarkan sebagai pelatih atau pengawas warok muda yang digambarkan berbadan kurus, berjanggut putih panjang, dan berjalan dengan bantuan tongkat.
Pada awalnya warok digambarkan sebagai sosok pengolah kanuragan yang demi pencapaiannya ilmunya, tidak berhubungan dengan wanita, melainkan dengan bocah lelaki berumur 8-15 tahun yang acapkali disebut gemblakan. Seringkali para warok juga mengonsumsi minuman keras. Namun saat ini warok telah mengalami perubahan paradigma. (wikipedia)
No comments:
Post a Comment